Unggah-Ungguh dan Pemahaman dalam Beragama

Ilustrasi Unggah-ungguh
Ilustrasi oleh AI

“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia,” (Terjemah Q.S. Al Baqarah: 83)


Unggah-ungguh atau yang lebih dikenal dengan sopan santun adalah budaya luhur yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dalam unggah-ungguh, kita diajarkan untuk bersikap saling menghormati satu sama lain. Unggah-ungguh dalam sikap, dapat ditunjukkan melalui berbagai cara, seperti membungkukkan badan ketika melewati depan orang yang lebih tua, tidak memotong pembicaraan orang lain, tidak meninggikan suara ketika berbicara, dan lain sebagainya. Tentu saja, unggah-ungguh tidak hanya berwujud dalam sikap, akan tetapi unggah-ungguh juga berwujud dalam penggunaan bahasa. Di Jawa, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat beberapa macam tingkatan Bahasa Jawa. Menurut (Handayani, 2020), tingkatan bahasa dalam Bahasa Jawa adalah ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama inggil. Masing-masing tingkatan bahasa tersebut digunakan menyesuaikan dengan lawan bicaranya.


Namun, menurut (Rizal, 2016), budaya unggah-ungguh saat ini sudah mulai ditinggalkan, terutama pada anak-anak muda. Nilai-nilai luhur tata krama sudah mulai digantikan dengan sikap “kebarat-baratan” yang sama sekali bukan budaya Indonesia. Namun, di sisi lain (Rizal, 2016) juga menambahkan bahwa tidak semua orang kehilangan budaya unggah-ungguh ini. Masih ada orang-orang yang mampu menjaga tata krama mereka, bahkan mereka mampu untuk menjadi contoh yang baik di lingkungan masyarakat.


Budaya unggah-ungguh atau sopan santun selaras dengan ajaran Islam. Dalam Islam, unggah-ungguh atau sopan santun disebut sebagai adab. Adab dapat diartikan sebagai sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Mengutip dari (Jayana, 2018), kedudukan adab dalam Islam lebih tinggi daripada ilmu. Imam Malik pernah berkata kepada muridnya, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu”. Banyaknya ilmu yang dimiliki seseorang, akan menjadi tidak bermakna apabila seseorang itu jauh dari memiliki adab atau unggah-ungguh. Seseorang dilihat orang lain bukan berdasarkan banyaknya ilmu yang dimiliki, namun tentang bagaimana orang itu menggunakan ilmu yang dimilikinya.


Dalam ajaran Islam, adab sangat diatur dengan detail. Dikutip dari (Redaksi Dalamislam, n.d.) beberapa adab dalam Islam adalah:


  1. Adab Makan dan Minum

Ketika kita makan dan minum, hendaknya tidak mencela makanan dan minuman tersebut. Jika kita tidak menyukai makanan atau minuman tersebut, lebih baik kita tidak memakan atau meminumnya (meninggalkannya) daripada memakan atau meminum tetapi mencela makanan atau minuman tersebut. 

Dari Abu Hurairah R.A.:

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan, apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berselera, (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya, sedangkan kalau tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya.”

Selanjutnya, kita juga diperintahkan untuk mengucapkan basmallah sebelum makan dan minum serta memulai makan dari makanan yang ada di pinggiran piring terlebih dahulu.


  1. Adab Bertamu

Dalam bertamu, kita tidak dibenarkan masuk rumah sebelum diizinkan. Hendaknya, kita menunggu untuk dipersilakan masuk atau meminta izin terlebih dahulu untuk masuk ke rumahnya. Selanjutnya, kita juga diperintahkan untuk memenuhi undangan seseorang jika tidak ada udzur syar’i.


  1. Adab Buang Hajat

Sebagai seorang muslim dan muslimah yang memiliki rasa malu, maka ketika buang hajat harus di tempat yang tertutup.

Dari Jabir bin ‘Abdillah R.A., beliau berkata, “Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.”

Selanjutnya, hal yang tidak boleh dilupakan adalah berdoa memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan.


  1. Adab Tidur

Ketika akan tidur, kita disunnahkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Orang yang berwudhu sebelum tidur, akan mendapatkan perlindungan dari malaikat sepanjang tidurnya. 

“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” [H.R. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710].

Selanjutnya, kita juga diperintahkan untuk mengucapkan doa sebelum tidur.


Orang-orang “di luar” Islam, melihat agama Islam bukan dengan membaca Al-Quran ataupun hadits. Akan tetapi, mereka melihat Islam berdasarkan sikap, tingkah laku, dan budi pekerti para pemeluk agama Islam. Maka, sebagai seorang muslim dan muslimah, hendaknya bisa sebagai contoh pengamalan nilai-nilai adab dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan nilai-nilai adab seharusnya juga selaras dengan pemahaman dalam beragama. Semakin bagus pemahaman agama seseorang, harusnya semakin bagus juga pengamalan nilai-nilai adab/ nilai-nilai luhur unggah-ungguh dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai, orang yang sudah diberikan “label” mempunyai pemahaman agama Islam yang bagus, akan tetapi justru melakukan perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai luhur unggah-ungguh.


Zaman bisa saja berubah, namun adab harus selalu menjadi nilai dasar yang harus selalu dikuatkan dan melekat pada diri muslim dan muslimah. Penguatan nilai-nilai luhur unggah-ungguh atau adab ini dapat membentengi kita dari pengaruh negatif globalisasi. Banyaknya pengaruh-pengaruh negatif adanya globalisasi, adab atau nilai-nilai luhur unggah-ungguh harus mulai diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Dengan mulai mengajarkan adab pada anak sejak dini, maka anak akan bisa memilih dan memilah mana saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.


Ditulis oleh: Ilham Septian Fajar Putranta – Sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Moyudan


REFERENSI

Handayani, T. (2020). Ngoko hingga Krama, Inilah 4 Tingkatan Bahasa dalam Bahasa Jawa. https://www.idntimes.com/life/education/tri-handayani-9/tingkatan-bahasa-dalam-bahasa-jawa-c1c2


Jayana, T. A. (2018). Adab dan Doa Sehari-Hari untuk Muslim Sejati. Elex Media Komputindo.


Kementerian Agama Republik Indonesia. (n.d.). Terjemah Q.S. Al Baqarah: 83. https://quran.kemenag.go.id/sura/2/83


Redaksi Dalamislam. (n.d.). Macam-Macam Adab Dalam Islam dan Dalilnya – DalamIslam.com. Retrieved January 31, 2022, from https://dalamislam.com/akhlaq/macam-macam-adab-dalam-islamRizal, S. (2016). Unggah-Ungguh, Budaya Indonesia yang Dijunjung Tinggi Hingga Hari ini. https://travelingyuk.com/budaya-unggah-ungguh/20355?utm_source=idle&utm_medium=dekstop&utm_campaign=reload

Scroll to Top